RENUNGAN MAHABARATA



Kisah Mahabharata
Hasrat, Harapan, Keinginan, Ambisi adalah kekuatan penggerak dari seluruh manusia. Benarkan ?Kalau seseorang menanyakan identitasmu, lalu kemudian seperti apakah jawabanmu? Pikirkanlah itu!

Kau akan segera menyadari bahwa semua keinginanmu akan menentukan hidupmu. Keberhasilan setelah mencapai sesuatu dan kegagalan setelah tidak berhasil mencapai sesuatu, menggambarkan identitasmu. Banyak orang menjalani hidupnya dan mereka ingin mencapai banyak hal, tapi hasrat mereka sendiri tidak pernah benar-benar mati.

Keinginan membuat mereka menembus berbagai hal untuk mengejar cita-cita mereka. Tapi di dalam kandungan semua keinginan itu, terdapatlah cahaya pengetahuan. Bagaimana bisa? Saat ada keinginan kita yang tidak terpenuhi dan hancur dari tempat yang sama cahaya pengetahuan pun masuk ke dalam hati manusia.

Tidak ini bukanlah kisah tentang pergulatan keinginan, ini juga bukan kisah dari betapa mengerikannya kelahiran dari setiap ambisi. Ini adalah kisah mengenai pengetahuan yang bangkit dari dalam keinginan.

Aku Basudewa Krishna mengundang kalian semua untuk bergabung dalam perjalanan ini, yang akan mengajarkan padamu arti dari kehidupan. Ini akan mengajarimu tugas sebagai seorang manusia. Ini akan mengajarimu cara untuk bangkit dan bersinar dari kehancuran. Nama perjalanan ini adalah Mahabharata

Renungan 1 : Kelemahan 
Di Dunia ini setiap orang punya kelemahannya sendiri dibandingkan yang lain. Misalnya, ada orang yang tidak bisa lari dengan cepat, sementara lainnya tidak bisa mengangkat beban berat, sementara yang lain bermasalah karena sebuah penyakit, yang lainnya tidak bisa mengingat semua hal yang telah dia pelajari, ada banyak sekali contohnya untuk itu.

Apakah kau mengenal seseorang yang memiliki segalanya ?

Dan satu-satunya kelemahan kita itu dianggap sebagai bagian penting dari hidup kita. Itu melahirkan kesedihan dan kekecewaan dalam hati kita sendiri. Kelemahan itu entah sebuah cacat bawaan atau diwariskan takdir dengan kelemahan yang sama dimana seseorang yang terpengaruh olehnya tidak bisa mengalahkannya.

Tapi ada juga beberapa orang, dimana dengan kebenaran dan kerja keras bisa mengalahkan kelemahan mereka. Apa yang membedakan orang seperti itu dan yang lain. Apa kau pernah memikirkannya?

Ada jawaban yang sederhana untuk itu, seseorang yang tidak membiarkan kelemahan mengalahkannya dan dia memiliki kebenaran di dalam hatinya pasti akan mampu mengalahkan kelemahannya. Dengan kata lain Tuhan mungkin memberikan 1 kelemahan atau mungkin lebih. Namun itu hanya ditentukan oleh orang itu sendiri. Pikirkanlah itu !

Renungan 2 : Reformasi
Bencana adalah dasar dari reformasi. Jika sebuah cabang pohon dipotong, maka 2 buah batang pohon akan tumbuh menggantikannya. Kenapa takut dengan bencana yang terjadi hari ini. Kau tidak tahu bahwa itu akan menyebabkan terjadinya reformasi.

Kau boleh bicara seperti halnya orang bijak. Tapi kenyataannya kau berbicara seperti orang bodoh.
Tatanan lama akan musnah dan tatanan baru akan muncul. Warisan lama akan muncul lagi dalam bentuknya yang baru.

Sama seperti sebelum turunnya hujan bahkan awan memenuhi langit dan tampak seperti noda. Dan Daratan yang berserakan dengan bunga tampak seperti noda. Keadaan itu hampir sama seperti hari ini. Dan setelah hujan turun dari langit , maka bumi pun akan terlihat begitu bersih.

Renungan 3 : Rasa Takut
Penggerak kehidupan manusia adalah rasa takut. Manusia selalu berhasil menemukan alasan untuk takut. Jalan hidup yang kita pilih dalam hidup kita itu juga diputuskan oleh rasa takut. Tapi Apakah semua rasa takut itu nyata. Pikirkanlah itu!

Rasa takut artinya di masa mendatang harus bisa mengatasi masalah. Tapi Siapakah Penguasa Waktu itu ? Penguasa waktu bukan kita sendiri, musuh kita atau bahkan pesaing kita. Waktu itu sepenuhnya milik Tuhan.

Jadi kalau seseorang berencana untuk berbuat jahat pada dirimu. Apakah memang dia bisa menyakitimu? (jawabnya) Tidak. Tapi sebuah hati yang penuh rasa takut akan lebih besar menyakiti kita lagi. Itu benar kan?

Di masa sulit hati yang penuh dengan rasa takut akan membuat keputusan yang salah dan membuat masalah menjadi lebih sulit. Tetapi hati yang penuh dengan Iman bisa mengatasi masalah seperti hembusan angin.

Dengan kata lain, alasan untuk rasa takut ada dalam hati manusia tergantung pada tindakan yang kita lakukan dalam menghadapinya.

Renungan 4 : Keadilan & Kesombongan
Keadilan bukanlah Pikiran yang sederhana. Bukan juga sebuah tradisi saja. Keadilan adalah nama kehidupan dan kehidupan berubah terus menerus.

Perubahan adalah karakter dari kehidupan dan Manusia pun harus bisa menerima perubahan itu. Kesombongan akan selalu mencari tempat yang tinggi bukan yang  rendah. Sementara Kasih Sayang akan mencari tempat yang tepat diantara dari keduanya.

Pilihan sebagian manusia biasanya selalu berdasar pada keuntungan. Sedangkan sebagian lain didasari oleh naluri kemanusiaan itu sendiri.

Renungan 5 : Dilema & Ketenangan
Setiap peristiwa dalam hidup adalah menentukan keputusan. Dan setiap keputusan yang diambil akan berdampak baik dan buruk bagi manusia. Dan dampak itu akan dirasakan untuk selamanya. Keputusan yang diambil saat ini bisa menghadirkan kebahagiaan atau kesedihan di masa depan, bukan hanya untuk 1 orang tapi untuk sebuah keluarga dan masa depan generasi setelah itu.

Saat seseorang berhadapan dengan sebuah dilema hati pun akan terganggu, Lalu dipenuhi dengan kebimbangan. Saat untuk membuat keputusan pun menjadi sebuah pertempuran dan hati pun jadi medan tempur.

Kita banyak mengambil keputusan bukan untuk mencari sebuah solusi tetapi untuk menenangkan hati seseorang. Tetapi adakah yang bisa Makan sambil berlari? Tidak.

Lalu bisakah hati dalam keadaan yang kacau mengambil keputusan yang benar ?

Pada kenyataannya, saat seseorang mengambil keputusan dengan tenang dia pasti akan punya masa depan yang bahagia. Tetapi saat seseorang mengambil keputusan untuk menenangkan hatinya sendiri itu akan memberikan dia beragam penderitaan dan kesedihan di masa depannya. Pikirkanlah hal itu!

Renungan 6 : Harapan dan Konflik
Landasan dari semua hubungan Manusia adalah Harapan. Seorang Suami yang bisa mengisi kehidupan dengan keceriaan dan kemakmuran. Seorang Istri yang selalu setia dan berdedikasi. Dan kemudian ada Anak yang harus selalu patuh dan juga menurut.

Manusia....

Satu individu biasanya mencintai pasangan yang sesuai dengan Harapannya. Tapi harapan sudah ditakdirkan untuk dilanggar. Kenapa ? ... Karena harapan biasanya berasal dari pikiran manusia, tidak ada lagi manusia-manusia yang belajar dari harapan-harapan itu.

Selain dari semua harapan-harapan yang harus mereka penuhi. Tapi tidak satu pun orang bisa memenuhi harapan orang lain. Dan itulah yang menjadi akar dari sebuah Konflik. Semua hubungan pun berubah menjadi sebuah konflik.

Kalau manusia berhenti membangun hubungan mereka berdasarkan harapan dan mereka mau menerima hubungan dengan apa adanya, bukankah hidup ini akan lebih damai dan bahagia ? Pikirkanlah itu !

Renungan 7 : Keadilan & Dendam
Saat seseorang mengalami kejadian yang tidak adil, maka kejadian itu akan mengguncang jiwanya. Seluruh dunia pun akan terlihat seperti musuh baginya.

Semakin besar kejadian tidak adil tersebut, maka akan semakin besar protes yang dilakukan oleh orang itu. Sebagai balasan atas kejadian itu dia akan menuntut keadilan.
Pada kenyataannya, apapun bentuk ketidakadilan dalam masyarakat bisa menghancurkan kepercayaan dan keyakinan dari seseorang.

Tapi apa itu keadilan? Apa artinya keadilan?

Seseorang yang melakukan ketidakadilan harus bertaubat dan mereka yang mengalami ketidakadilan harus memperbaharui imannya di dalam hati pada masyarakat. Apa ini tidak cukup sebagai sebuah arti dari keadilan? Tapi orang yang tidak benar selalu bicara tentang keadilan dan memilih cara balas dendam. Dia memilih mengalahkan kekerasan dengan kekerasan.

Orang yang merasakan kebenaran itu adalah orang yang merasakan beban yang lebih besar dari yang lain. Dan saat melewati jalan ini, yang menekan pun menjadi yang tertekan. Tidak lama kemudian dia pun berubah menjadi penjahat.

Dengan kata lain, hanya ada perbedaan yang sedikit antara keadilan dan dendam. Dan perbedaan adalah yang disebut Kebenaran. Apa benar begitu? Pikirkanlah hal itu !

Renungan 8 : Anak & Orang Tua

Setiap anak yang kemudian datang di dunia ini, sama sekali belum memiliki pengertian. Bagian terdalam dari dirinya sama sekali belum mengerti sisi yang baik maupun sisi yang buruk.

Itu artinya dengan melahirkan seorang anak yang tidak memiliki kualitas yang baik atau sebaliknya, lalu bagaimana mereka bisa mendapat kualitas yang baik atau buruk. Pernahkan kita memikirkan hal seperti itu ?

Apa yang sudah mereka dengar berulang kali dari orang tuanya, maka pasti anak anak akan menerimanya dengan nilai yang sama. Misalnya, sebuah jalan yang dibentuk untuk sampai ke desa yang ber-sungai, Itu hanya bisa dilakukan oleh yang sudah berulang kali melewatinya.

Artinya keinginan dari orang tua bisa mengembangkan kualitas yang baik atau buruk pada anak anak mereka. Bukankah begitu juga menurut mu?

Tapi saat mereka melihat hal buruk pada anak-anaknya, maka orang tua akan sedih dan tidak bahagia. Para orang tua bertanya pada dirinya sendiri, dimana anak-anak mereka belajar hal tidak bermoral seperti itu?

Sebenarnya adalah orang tua tanpa sadar telah memberikan contoh yang tidak bermoral pada anak-anaknya, yang kemudian hal itu menjadi berkembang hingga ke dalam hati mereka.

Artinya, orang tua yang menginginkan anak mereka menjadi bijaksana dan benar harus bisa mengendalikan hasrat diri mereka terlebih dahulu.

Bukankah itu yang penting? Semua orang tua seharusnya memikirkan hal ini.

Renungan 9 : Menyiapkan Hati Dengan Kebenaran
Saat membuat keputusan kita selalu mengharapkan saran, nasehat, bantuan dan konsultasi dari yang lain sebagai landasan. Dan landasan bagi masa depan kita sendiri bergantung pada keputusan yang kita buat saat ini.

Jadi, apakah masa depan kita adalah hasil dari saran orang lain ataukah nasehat dari orang lain di luar kita? Apakah seluruh hidup kita ini adalah hasil dari kecerdasan orang lain? Pernahkah kita pikirkan hal itu?

Pengalaman kita mengajarkan kita bahwa orang yang berbeda akan memberikan nasehat yang berbeda. Seorang yang taat di tempat ibadah akan percaya pada amal. Tapi seorang pencuri, misalkan saja diberi kesempatan dia akan mencuri perhiasan apapun.

Hati yang taat akan menyerap nasehat yang benar dan hati yang rusak akan menyerap nasehat yang tidak benar. Menerima nasehat yang benar akan meningkatkan kebahagian manusia, tapi untuk menerima nasehat seperti itu mungkin hanya bisa dilakukan oleh orang yang taat.

Dengan kata lain, sebelum menerima saran atau nasehat dari seseorang. Menyiapkan hati dengan kebenaran, bukankah itu yang penting ? Pikirkanlah itu!

Renungan 9 : Rasa Takut (2)
Rasa takut selalu berasal dari dalam hati manusia itu sendiri. Terkadang ketakutan akan kehilangan harta kekayaan, terkadang ketakutan dipermalukan, terkadang takut terpisah dari orang yang kau sayangi, karena itulah ketakutan saat ini sepertinya normal untuk semua orang. Pernahkan kau pikirkan itu?

Apakah keadaan atau hal-hal yang menjadi penyebab rasa takut adalah juga akar dari kedukaan? Tidak, tidak ada hal yang seperti itu dan pengalaman semua orang menunjukkan bahwa memiliki rasa takut tidak menyelesaikan masalah di masa depan.

Rasa takut hanyalah imajinasi dari kedukaan yang akan datang ,itu tidak ada hubungan dengan hal apapun juga. Meski sudah mengetahui rasa takut tidak lain hanyalah sebuah imajinasi apa sulit untuk lepas darinya untuk hidup di dunia ini tanpa rasa takut? Coba kau pikirkan itu !

Renungan 10 : Masa Depan dan Masa Kini
Nama lain dari masa depan itu sendiri adalah perjuangan, dan bila keinginan dari hati tidak pernah terpenuhi maka hati pun merencanakan masa depannya. Dia terus membanyangkan tercapainya keinginan di masa depan nanti. Tapi di dalam hidup, hidup tidak hanya ada di masa depan atau di masa lalu, hidup juga ada di masa sekarang ini.

Dengan kata lain, hidup di masa sekarang ini adalah sebenarnya inti daripada kehidupan. Tapi meski sudah mengetahui hal ini, kita tidak bisa mengerti kebenarannya. Entah apakah kita hanya menyerapnya begitu saja di masa lalu, atau terus berencana untuk masa depan dan dalam kehidupan kita.

Kehidupan berjalan terus.

Kalau kita bisa menerima kehidupan yang utama, maka kita bukan hanya tidak bisa melihat masa depan atau membentuk masa depan itu. Tapi yang kita bisa lakukan adalah menyambut masa depan itu dengan kesabaran dan keberanian, lalu menyambutnya dengan tangan terbuka, semoga setiap peristiwa kehidupan dipenuhi dengan vitalitas, pikirkanlah hal itu !

https://youtu.be/4BNfiMwGaY8

baca juga :

Bank Syariah Dihujat ; Catatan Putih Bank Syariah Kepada Pencari Kebenaran/Kemurnian

Cahaya ; Refleksi tentang Liberalisasi dan Islam


Comments