Kaum Hyper Corrective


by Iman Ni'matullah, Lc

Belakangan ini tiba-tiba muncul segolongan orang yang memiliki karakter Hyper Corrective. Karena merasa pemahaman diri paling benar, lalu memiliki hobby baru : mengkoreksi orang lain yang berbeda paham. Repotnya, mereka merasa memiliki otoritas untuk menentukan salah dan benar.

Kepada mereka yang rajin ziarah untuk mendoakan ahli kubur dan merenungi napak tilas perjuangannya, Kaum Hypercorrective ini menyebutnya "Quburiyyuun'. "Kenapa ziarah dikhususkan? Tidak ada dasarnya itu". Begitu alasan mereka.

Kepada mereka yang sedang memperjuangkan nilai Islam dalam bidang perbankan, Kaum ini menyebutnya 'pelaku riba terselubung'. Golongan ini hanya manut pada pendapat ustadnya saja seraya menafikan pendapat jumhur ulama yang otoritatif di negeri ini : MUI.

Kepada mereka yang aktif dalam politik Islam, kaum ini memberikan stempel 'Hizbiyyun', tak boleh kita melakukan aksi-aksi politik. Demonstrasi haram, demonstran adalah bughot yang halal darahnya.
Kepada mereka yang aktif dalam seni budaya Islam yang mencoba mengajak ummat lewat seni ala Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga, Kaum ini mengharamkan musik dan lagu. "Qoulun Laghwun". Meski ada ulama yang menghalalkannya dengan beberapa batasan syar'i, Kaum ini akan mentahdzir sang ulama.

Kepada mereka yang bergerak dalam harokah Islamiyah dengan ragam gerakan. Ada yang mengetuk pintu rumah untuk sholat tepat waktu di masjid, ada yang membuat Konferensi Islam, ada yang membuat kelompok kecil kajian. Kaum itu menyebut manhaj mereka baathil. "Neo Mu'tazilah", "pelaku bid'ah", dan "induk organisasi teroris" itulah cap yang Kaum itu bubuhkan kepada mereka.

Kepada para Ustadz yang menjadi teladan ummat dan memiliki retorika serta kontent yang sangat apik dan argumentatif, kaum itu langsung menguliti aneka kesalahan sang ustadz seraya memberikan tahdzir kepadanya.

Kepada mereka yang berkhidmat dalam ikhtiar tazkiyatunnafs, mensucikan jiwa, melantunkan zikir yang menghadirkan rasa cinta kepada sang Pencipta, oleh Kaum itu disebut Tasawwuf penuh khurafat.

Kaum itu sedang digandrungi sekarang. Banyak orang yang pijakan ilmu agamanya tak kuat, seolah mendapat hidayah yang maha dahsyat, lalu menjadi laksana seorang hakim yang amat hebat.

Semoga Allah melembutkan hati kita agar dapat lebih tawadhu sehingga dapat memiliki karakter asyiddaa'u alal kuffari ruhammaa'u bainahum. Bukan sebaliknya. Ruhammaa'u alal kuffar asyidda'u bainahum.

Wallahu A'lam

Comments