PIKIRAN PUN KINI DIHAKIMI


Tanggapan atas artikel : "Membiarkan Intoleransi Sama dengan Merawat Bibit Terorisme - Setara Institute Madina Online

by
Irham Fachreza Anas

Pikiran orang sudah mulai dihakimi juga oleh Setara Institute melalui istilah Intoleran Pasif. Kebenaran ternyata sudah mulai mendekati yang Satu. Kebenaran tidak lagi relatif bagi Setara Institute. Entah itu kebenarannya berada di Yang Kiri atau di Yang Kanan. Karena Yang Kiri dan Yang Kanan semua sama-sama mengaku berdiri di atas Kebenaran itu sendiri.

Hampir mirip dengan penggunaan gelar 'Al-Masiih' yang artinya 'Sang Penyelamat'. Kata Al-Masiih disematkan kepada Nabi Isa alaihissalam (Ibnu Maryam) QS. Al-Maaidah 5 ayat 17. Namun, dalam doa ketika duduk tahiyat akhir, ada anjuran dari Rasulullah SAW agar setiap muslim berdoa untuk berlindung dari 4 perkara : Azab Kubur, Azab Jahannam, Fitnah Kehidupan dan Kematian dan Dahsyatnya Fitnah 'Al-Masiih' Dajjal. Mengapa Gelar Al-Masiih yang digunakan kepada Nabi Isa AS juga digunakan kepada Dajjal. Penggunaan tersebut ada dalam Nash (Qur'an & Sunnah).

Bukankah Al-Masiih berarti Sang Penyelamat? dan Bukankah Dajjal adalah oknum yang mengajak manusia untuk Inkar kepada Allah sehingga tidak pantas diberi gelar Al-Masiih? Bagi yang percaya kepada Hari Akhir atau kata Cak Ulil Apolokaliptik, tentu ini kajian menarik. Jika tidak percaya maka 'case closed'.

Singkat Cerita, Al-Masiih jika disematkan kepada Nabi Isa 'alaihissalam maka diartikan sebagai Sang Penyelamat. Sementara, jika Al-Masih disematkan kepada Dajjal maka diartikan sebagai Sang Pendusta. Nabi Isa 'alaihissalam ditakdirkan Allah subhanahu wa ta'ala menjadi penyelamat umat manusia di akhir zaman. Dajjal pun juga dianggap sebagai Sang Penyelamat bagi umat manusia yang silau mengikuti ajaran/kelebihan/surga yang dibawa Dajjal di akhir zaman atas izin Allah subhanahu wa ta'ala. Namun, apakah keselamatan dari Dajjal adalah betul keselamatan atau justru manusia itu yang telah tertipu oleh keselamatan palsu dari Dajjal? (kajian menarik).

Bagi saya Amar Ma'ruf harus dilakukan dengan contoh/teladan dan Nahi Munkar tidak boleh dilakukan dengan Kemunkaran lain. Inilah jalan lurus dalam dakwah yang dinyatakan dalam Nash ;

1. QS. Fushilat 41 ayat 33 s/d 35
2. QS Al An'am 6 ayat 108
3. Qs. Mutdattsir 74 ayat 1 s.d 7
4. QS. Al Isra 17 ayat 36,
5. QS. An Nahl 16 ayat 116
6. QS An-Nahl 16 ayat 125
6. QS Ash Shaff 61 ayat 2 s/d 3

Jika, Setara Institute (atau mungkin hanya pendapat Pak Bonar saja barangkali) sudah membagi intoleran dalam pasif dan aktif, jelas kembali bagi saya seperti apa pemahamannya dalam beragama dan berinteraksi dengan teks-teks agama.

QS Al-Kahf (18) : 10. (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".

Wallahu a'lam

Comments