DIKSI (PILIHAN KATA) DALAM DAKWAH

by
Irham Fachreza Anas

Kami berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala kejahatan yang diciptakan.

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ya Allah (Anugerahkanlah) Sholawat dan Salam Kepada Nabi Kami Muhammad

Kajian ini sejatinya adalah untuk mengingatkan diri saya sendiri dan keluarga tentang firman Allah SWT dalam QS. Al - Ghaasyiyah 88 ayat 21 dan 22 ' maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. (Karena) Kamu bukanlah orang yang berkuasa (memberi petunjuk) atas mereka..'

Diksi / Pilihan Kata dalam Islam :

1. Qaulan Sadida / Perkataan Yang Benar (fakta sebenarnya agar selamat dari pengaburan kejadian faktual, benar berdasar dalil yang shahih, lawan dari dusta), QS. An Nisa 4 ayat 9


2. Qaulun Ma'ruf / Perkataan Yang Baik (baik dalam pandangan umum masyarakat lingkungan penutur), QS. Al Baqarah 2 ayat 263

3. Qaulan Maysura / Perkataan Yang Mudah (mudah dimengerti lawan bicara misalnya dari aspek pendidikan dan mudah diterima oleh perasaan saat dialog berlangsung, dll), QS. Al Isra 17 ayat 28

4. Qaulan Layyina / Perkataan Yang Lembut (tidak emosi, tidak disertai hardikan terutama dalam mengingatkan penguasa, guru yang lalai, dll), QS. Thaha 20 ayat 44

5. Qaulan Karima / Perkataan Yang Penuh Hormat (kepada orang tua, guru, penguasa, dll) QS. Al Israa 17 ayat 23

6. Qaulan Baligha / Perkataan Yang Membekas di Jiwa (teringat selalu dalam akal fikir dan hati) QS. An Nisa 4 ayat 63.

Berikut penjelasannya :

1. Perkataan yang benar (Sadida) walaupun pahit kenyataannya harus tetap disampaikan kepada orang lain. Oleh sebab itu, sampaikanlah kebenaran itu melalui perkataan baik (Ma'ruf) dan perkataan yang mudah dimengerti akal serta diterima perasaan (Maysura). Tidak cukup hanya fakta yang benar melainkan harus diikuti dengan perkataan yang baik dan mudah.

2. Perkataan yang benar (Sadida) walaupun pahit kenyataannya harus tetap disampaikan kepada penguasa dan cendikiawan yang sedang lalai (katakanlah cendikiawan muslim yang pemikiran agamanya liberal). Oleh sebab itu, sampaikanlah kebenaran itu melalui perkataan yang lembut bukan dengan emosi dan hardikan (Layyina).

Penguasa maupun cendikiawan adalah manusia yang memiliki syahwat (emosi, ego) hanya dengan kelembutan lah tembok emosi dan ego itu bisa ditembus tanpa menghasilkan masalah baru.

Silahkan mencontoh Ulama ini : Kalimat Haq di Depan Pejabat | InpasOnline.com

www.inilah.com - Telinga, Mata, dan Hati Rakyat


3. Bagi yang sudah memiliki anak, jika mereka bertanya tentang sesuatu hal yang sejatinya hal tersebut adalah hasil interaksi mereka dengan lingkungan dan masyarakat (positifisme), maka sampaikankan jawaban atau perkataan yang benar (Sadida) melalui perkataan yang membekas dalam jiwa mereka hingga mereka beranjak dewasa (Baligha). 

Orang saat ini rajin mengatakan 'harus ada kebebasan dalam menilai fakta di masyarakat', sampai di situ benar. Tapi bagaimana caranya untuk membimbing persepsi terhadap fakta ke arah yang benar? Mana dari fakta tersebut yang benar dan yang salah sehingga perlu diperbaiki?  Hal sangat penting ini malah mereka abaikan.  Sementara Allah SWT telah ber-firman dalam QS At Tahrim 66 ayat 6 'Hai Orang Beriman Jagalah dirimu dan keluargamu dari (siksa) api neraka..'


Perlu dibaca juga : www.inilah.com - Telinga, Mata, dan Hati Rakyat


Wallahu a'lam

Comments