PESAN TAQWA RAMADHAN

Sejak tadi malam umat muslim di seluruh Indonesia bahkan mancanegara malam tidak henti-hentinya mengucapkan Kalimat Takbir, Tasbih, Tahmid dan Tahlil yang dilakukan sebagai ungkapan  syukur yang bercampur gembira, atas kenikmatan yang dianugerahkan Allah Ta'ala pada hari ini, yaitu  anugerah Idul Fitri, Hari Berbuka dan Hari Kemenangan yang telah diperoleh umat muslim setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala :

 وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." {QS Al-Baqarah : 183}

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hiasilah hari rayamu dengan takbir." 

Kalimat Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah subhanahu wa ta'ala. Kalimat Tasbih, kita tujukan untuk mensucikan Allah dan segenap yang berhubungan dengan-Nya. Kalimat Tahmid, kita tujukan untuk Rahman dan RahimNya yang tidak pernah pilih kasih kepada  seluruh hamba Nya. Sementara Kalimat Tahlil kita ucapkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Allahu Ahad Dzat yang maha Esa dan Ya Maalikal Mulki Raja dari segala raja. 

Tantangan Pasca Ramadhan
Jika pada bulan Ramadhan kemarin syaitansyaitan dibelenggu, ketahuilah bahwa kini syaitan tersebut dilepas kembali. Bila Ramadhan kemarin kita merasakan suasana yang kondusif untuk beribadah, sekarang ini kita kembali pada tantangan kehidupan sebenarnya. Bila Ramadhan kemarin kita dimudahkan  melakukan berbagai amalan untuk mendekat pada Allah, ketahuilah bahwa kini kita akan menghadapi berbagai godaan yang bisa menjauhkan dari Allah. Akankah kita mampu mempertahankan stamina ruhani ini sebagaimana di Bulan  Ramadhan? Akankah fitrah/kesucian yang telah kita raih bisa kita jaga dan kita rawat setidaknya selama 11  bulan ke depan ? (Pertanyaan inilah yang mesti dijawab oleh setiap pribadi muslim selepas Ramadhan pergi dari hadapan kita).

Sering kali banyak orang yang setelah usai Ramadhan gaya hidupnya berubah kembali. Hawa nafsu yang  kemarin berhasil dikendalikan, seusai Ramadhan dilepaskan lagi tanpa kendali. Berbagai tempat hiburan malam yang kemarin ditutup, kini dibuka dan ramai kembali. Bermacam tayangan islami akan segera  berganti dengan tontonan dengan kesombongan dan kemewahan duniawi.  

Hal ini juga diperparah dengan pandangan hidup sekarang ini yang memang lebih mengedepankan nilai  materi semata. Harta dunia menjadi ukuran kemuliaan, bukan takwa yang dipentingkan. Jika kehidupan Ramadhan kian mendekatkan pada Ilahi, peradaban materi justru cenderung menghalangi hati mencapai keridhaan Ilahi. Harta dunia bukan menjadi alat beramal, tapi justru telah menjadi tujuan. Hati pun diperbudak materi. 

Jika ini juga yang berada dalam pikiran kita semua, sama saja kita telah membuka perisai jiwa dan mengundang  berbagai serangan musuh yang dapat melumpuhkan ruhani. Akankah kita mengikuti arus kehidupan yang  seperti itu ? Akankah kita menjadikan dominasi hawa nafsu sebagai gaya hidup ? (Pertanyaan inilah yang mesti dijawab oleh setiap pribadi muslim selepas Ramadhan pergi dari hadapan kita).

Pribadi Setelah Puasa 

Allah telah berjanji, jika benar puasa yang telah kita lakukan di Ramadhan kemarin; niscaya kualitas taqwa akan diberikan kepada kita. Dan jika kualitas taqwa itu benar benar kita raih, pastilah ada buah yang akan kita petik setelah kita melaksanakan ibadah Ramadhan yaitu berupa perubahan yang lebih baik pada diri kita, bangsa dan masyarakat kita tentunya.   
                      
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" {QS Al-Baqarah : 183}.

Jika benar puasa kita, perilaku dan karakter pribadi kita akan berubah menjadi lebih baik. Lebih taat  kepada hukum dan syari’at Allah, lebih cinta ke mesjid dan majlis ilmu, lebih rendah hati, lebih dermawan,lebih toleran dengan perbedaan, lebih ringan tangan membantu sesama yang membutuhkan dan sebagainya. Pendek kata ; Jika benar puasa kita maka pikiran kita, tutur kata kita, sikap dan perilaku kita, pekerjaan kita tidak ada lain selain menuju pada suatu nilai kebajikan untuk mencapai rido Allah subhanahu wa ta'ala.  Pribadi seperti inilah yang seharusnya dihasilkan dari ibadah Ramadhan.

Pesan Taqwa Pertama

Kemenangan Ramadhan yang telah diperoleh ini harus dirawat dan stamina ruhani pun harus dijaga. Sebagaimana fisik, ruhani senantiasa membutuhkan latihan rutin agar tetap kuat. Bila tidak, kekuatan ruhani akan turun dan akan dengan mudah dikalahkan hawa nafsu. Untuk itu amalan yang telah dilakukan selama Ramadhan, hendaknya bisa kita lestarikan sehingga spirit Ramadhan itu tetap terbawa dalam hati. 

Di samping kita melaksanakan ibadahibadah wajib, hendaknya ada beberapa ibadah sunnah yang kita pilih untuk kita istiqamahi, misalnya dengan menjaga kebiasaan shalat sunnah rawatib, sholat lail dan sholat dhuha, menjaga kebiasaan bertakbir, tasbih, tahmid dan tahlil di tiap pagi dan petang , menjaga kebiasaanbersholawat kepada Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam, menjaga kebiasaan bersedekah dan menjaga kebiasaan tilaawatil  qur'an, menjaga kebiasaan untuk senang duduk dan mendengarkan majlis-majlis ilmu Allah subhanahu wa ta'ala, dan menjaga kebiasan-kebiasanaan sunnah lainnya dengan tetap menjaga akhlak. 

Pesan Taqwa Kedua

Kemenangan Ramadhan yang telah tertanam dalam jiwa harus dirawat agar bisa tumbuh lebih kuat. Ibarat biji tanaman, seunggul apa pun jika tak mendapat perawatan dan siraman yang memadai akan mati juga. Dan itu berarti kita telah kehilangan kemanangan Ramadhan. Fitrah yang telah diraih, mesti  diperkuat dengan terus mendekatkan diri (jasmani maupun ruhani) kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar dalam  kehidupan yang fana ini kita memiliki prinsip untuk dipegang teguh bukan sekedar mengikuti arus.

Inilah Pesan Taqwa Ramadhan yang insya allah akan menjadi bekal utama kita mengarungi kehidupan di dunia untuk mendapatkan kemenangan di Kampung Halaman kita kelak yaitu akhirat.

Gambaran nyata manivestasi taqwa dalam kehidupan sehari-hari telah kita saksikan dan rasakan selama Ramadhan. Kita rasakan spirit tauhid dalam kehidupan.

Keimanan kepada Allah menjadi nafas kita. Meski tidak ada orang / kita tidak berani minum air seteguk pun karena merasa diawasi Allah. Kita kendalikan hawa nafsu demi ketaatan kepada Allah. Spirit taqwa inilah yang harus terus kita pelihara. Jika kita bisa menjaganya dan menjadi karakter kita, inilah salah satu pertanda kehidupan calon penghuni surga.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى
فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
"Dan ada pun orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa  nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggal (nya)." {QS. An Nazi'at: 40- 41}

Wallahu a'lam

Comments