EKONOMI ISLAM : SKALA WAKTU PERILAKU KONSUMEN KAHF


Kahf menyatakan ;
“Islam associates belief in the Day of judgment and the afterlife inextricably with belief in God. This Extends the muslim’s horizon of time beyond death. Life before death and life after death are closely interrelated in a sequential manner.”  (Monzer Kahf. The Demand Side or Consumer Behaviour In Islamic Perspective. Makalah yang diterima dari Pusat Riset dan Data Perkembangan Ekonomi Syariah/PRIDES (Sabtu,  Maret 2008), h. 14

Artinya; “Islam mengaitkan kepercayaan terhadap adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat dengan kepercayaan terhadap adanya Allah. Hal ini memperluas cakrawala pengetahuan setiap muslim mengenai waktu setelah kematian. Kehidupan sebelum kematian dan kehidupan sesudah kematian terkait satu sama lain dengan erat sekali dalam urutannya.

Pernyataan Kahf  di atas memiliki dua efek dalam perilaku konsumsi Islam. Petama, akibat dari pemilihan konsumsi itu terdiri dari dua bagian, yaitu efek langsung dalam yaitu efek langsung dalam kehidupan dunia sekarang dan efeknya yang kemudian dalam kehidupan akhirat. Kedua, jumlah manfaat alternatif dari penghasilan seseorang ditingkatkan jumlahnya dengan dimasukkannya semua keuntungan yang akan diperoleh di akhirat yang akan datang.

Bertolak dari pandangan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam ekonomi Islam terdapat tiga pilihan dari aktifitas konsumsi.

Pilihan pertama adalah pilihan terhadap konsumsi duniawi dan ukhrawi. Keberadaan pilihan pertama merupakan esensi dari kepercayaan kepada Allah SWT yang ter-implementasi dalam setiap aktifitas kosumsi yang dilakukan seorang konsumen (hamba Allah). Artinya, dalam setiap aktifitas konsumsi yang dilakukan oleh konsumen akan menimbulkan dua efek terhadap kehidupannya. Efek pertama adalah duniawi yaitu terpenuhinya kebutuhan hidup mereka yang ter-implementasi melalui pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia; keimanan (dîn), kehidupan (nafs), keluarga/keturunan (nasl), pendidikan (aql) dan kekayaan (mâl). Sedang efek kedua adalah ukhrawi yaitu beribadah atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam hal konteks ini, pilihan terhadap zakat dan sedekah termasuk ke dalam bagian konsumsi ukhrawi.

Pilihan kedua adalah pilihan terhadap konsumsi saat ini dan masa datang. Konsumsi saat ini berarti segala pilihan konsumsi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan saat ini (sekarang). Sedangkan, konsumsi masa datang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang yang telah diprediksi pada saat pemenuhan kebutuhan saat ini. Pilihan konsumsi masa datang, dapat direalisasikan dalam berbagai cara, pertama, melalui alokasi sisa pendapatan untuk konsumsi saat ini dalam bentuk tabungan; kedua, melalui surplus pendapatan yang diperoleh dari hasil investasi dan atau penjualan asset; ketiga, melalui tambahan pendapatan yang diperoleh dari hutang dan pemberian.
Sedangkan, pilihan ketiga adalah pilihan terhadap tingkat kebutuhan hidup manusia yang meliputi Darûriyyât, Hajjiât dan Tahsiniyât. Pilihan ketiga didasari dari penetuan terhadap urutan prioritas yang harus dipenuhi oleh setiap manusia sebagai konsumen.

Level Darûriyyât merupakan pilihan pertama yang menyangkut segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dasar dan harus dipenuhi pertama kali untuk menjaga kelangsungan hidup. Level mencakup lima kebutuhan esensial manusia yaitu, keimanan (dîn), kehidupan (nafs), keluarga/keturunan (nasl), pendidikan (aql) dan kekayaan (mâl).

 Level Hajjiât dan Tahsiniyât merupakan pilihan kedua dan ketiga yang dapat dipenuhi dengan memperkirakan tingkat efesiensi pendapatan yang dimiliki oleh setiap konsumen. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan pada level  Hajjiât danT<ahsiniyât akan berbeda pada masing-masing konsumen, bergantung dari tingkat pendapatan yang dimiliki.

Comments